maknakata al abshar dalam surah Al An'aam, ayat 103, adalah inti pati yang halus yang dibentuk oleh Allah pada deria mata yang dengannya dapat mengetahui apa yang dilihat. Pengetahuan di sini adalah pengetahuan yang diliputi oleh mata.
Hatinyasurat al an am latin. Dan dialah yang maha halus . Download Al Quran Lengkap Latin Dan Terjemahan Indonesia Apk Inter Reviewed from tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; Kumpulan gambar tentang surat al an am ayat 103 latin dan artinya, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. Mostly by managing
Makaapabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Kumpulangambar tentang surat al an am ayat 103 latin dan artinya, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. 103, dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan dialah yang mahahalus, . Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; 2
QS Al-An'am Ayat 103. لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ . 103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti. Share
can you drink tap water in bali. - Berikut ini dijelaskan beberapa keutamaan Surah Al Asr yang perlu diketahui. Amalkan Surah Al Asr setiap hari mendatangkan ridho Allah. Berikut bacaan dan keutamaannya. Surat Al Asr berarti waktu sore merupakan surat ke-103 dari kitab suci Alquran. Surat Al Asr terdiri atas 3 ayat dan tergolong surah Makkiyah karena diturunkan di Mekkah. Baca juga 6 Keistimewaan Baca Surat An Nasr, Bermakna Pertolongan dan Kabar Gembira Kata Al Asr berarti waktu atau masa dan diambil dari ayat pertama surat ini. Surat AlAsr terletak setelah surah Al Kautsar dan sebelum surah Al Humazah. Isi surat Al-Asr mengabarkan bahwa sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan merugi kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Berikut keutamaan Surat Al-Asr dalam Bahasa Arab, Tulisan Latin dan Terjemahan. Baca juga Viral Orangtua Tak Tahu Terima Kasih, Padahal Anaknya Sudah Ditolong, Nyaris Mati Tenggelam Baca juga Amalan Agar Rezeki Melimpah, Berikut Cara Mengamalkan Surat Al Waqiah Berikut keutamaan Surat Al-Asr menurut Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dilansir melalui kanal YouTube iNews Religi. Ada empat kunci agar tidak rugi menurut Surat Al-Ashr yakni Jadi kita sama jatahnya 24 jam sehari, ada yang dengan 24 jam bisa mnengurus dunia, ada yang mengurus perusahaan besar. Tapi ada yang mengurus diri saja tidak sanggup, padahal waktunya sama.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ ەۗ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ Al-ḥamdu lillāhil-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa jaalaẓ-ẓulumāti wan-nūra, ṡummal-lażīna kafarū birabbihim yadilūna. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan kegelapan-kegelapan dan cahaya. Sungguhpun demikian, orang-orang yang kufur mempersamakan tuhan mereka dengan sesuatu yang lain. هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ طِيْنٍ ثُمَّ قَضٰٓى اَجَلًا ۗوَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنْدَهٗ ثُمَّ اَنْتُمْ تَمْتَرُوْنَ Huwal-lażī khalaqakum min ṭīnin ṡumma qaḍā ajalān, wa ajalum musamman indahū ṡumma antum tamtarūna. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan batas waktu hidup masing-masing. Waktu yang ditentukan untuk kebangkitan setelah mati ada pada-Nya. Kemudian, kamu masih meragukannya. وَهُوَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الْاَرْضِۗ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُوْنَ Wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍi, yalamu sirrakum wa jahrakum wa yalamu mā taksibūna. Dialah Allah yang disembah di langit dan di bumi. Dia mengetahui apa pun yang kamu rahasiakan dan kamu tampakkan serta mengetahui apa pun yang kamu usahakan. وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū anhā muriḍīna. Tidaklah datang kepada mereka satu ayat pun dari ayat-ayat Tuhan mereka, kecuali mereka pasti berpaling darinya. فَقَدْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۗ فَسَوْفَ يَأْتِيْهِمْ اَنْۢبـٰۤؤُا مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ Faqad każżabū bil-ḥaqqi lammā jā'ahum fa saufa ya'tīhim ambā'u mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran Al-Qur’an ketika sampai kepada mereka. Maka, kelak akan sampai kepada mereka berita-berita tentang kebenaran sesuatu yang selalu mereka perolok-olokkan. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ Alam yarau kam ahlaknā min qablihim min qarnim makkanāhum fil-arḍi mā lam numakkil lakum wa arsalnas-samā'a alaihim midrārān, wa jaalnal-anhāra tajrī min taḥtihim fa ahlaknāhum biżunūbihim wa ansya'nā mim badihim qarnan ākharīna. Tidakkah mereka perhatikan betapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan? Yaitu generasi yang telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yang belum pernah Kami lakukan kepada kamu; dan Kami curahkan air hujan yang lebat, Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka; lalu Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka, selanjutnya Kami munculkan sesudah mereka generasi lain. وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتٰبًا فِيْ قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوْهُ بِاَيْدِيْهِمْ لَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ Wa lau nazzalnā alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasūhu bi'aidīhim laqālal-lażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīnun. Seandainya Kami turunkan kepadamu Nabi Muhammad kitab berupa tulisan pada kertas sehingga mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, pastilah orang-orang kafir itu mengatakan, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” وَقَالُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ ۗوَلَوْ اَنْزَلْنَا مَلَكًا لَّقُضِيَ الْاَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُوْنَ Wa qālū lau lā unzila alaihi malakun, wa lau anzalnā malakal laquḍiyal-amru ṡumma lā yunẓarūna. Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya Nabi Muhammad?” Andaikata Kami turunkan malaikat, niscaya selesailah urusan mereka dibinasakan karena pengingkaran kemudian mereka tidak lagi ditangguhkan sedikit pun untuk bertobat. وَلَوْ جَعَلْنٰهُ مَلَكًا لَّجَعَلْنٰهُ رَجُلًا وَّلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَّا يَلْبِسُوْنَ Wa lau jaalnāhu malakal lajaalnāhu rajulaw wa lalabasnā alaihim mā yalbisūna. Seandainya Kami jadikan dia rasul itu dari malaikat, tentu Kami jadikan dia berwujud laki-laki, dan pasti Kami buat mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu. وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa ḥāqa bil-lażīna sakhirū minhum mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, rasul-rasul sebelum engkau Nabi Muhammad benar-benar telah diperolok-olokkan, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka rasul-rasul apa azab yang selalu mereka perolok-olokkan. قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ Qul sīrū fil-arḍi ṡummanẓurū kaifa kāna āqibatul-mukażżibīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” قُلْ لِّمَنْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلْ لِّلّٰهِ ۗ كَتَبَ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Qul limam mā fis-samāwāti wal-arḍi, qul lillāhi, kataba alā nafsihir-raḥmahta, layajmaannakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīhi, al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya. Sungguh, Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. ۞ وَلَهٗ مَا سَكَنَ فِى الَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa lahū mā sakana fil-laili wan-nahāri, wa huwas-samīul-alīmu. Milik-Nyalah segala sesuatu yang ada pada malam dan siang hari. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ ۗ قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ مَنْ اَسْلَمَ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Qul agairallāhi attakhiżu waliyyan fāṭiris-samāwāti wal-arḍi wa huwa yuṭimu wa lā yuṭamu, qul innī umirtu an akūna awwala man aslama wa lā takūnanna minal-musyrikīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah selain Allah, Pencipta langit dan bumi serta Dia memberi makan dan tidak diberi makan, akan aku jadikan sebagai pelindung?” Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang pertama yang berserah diri kepada Allah, dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” قُلْ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ Qul innī akhāfu in aṣaitu rabbī ażāba yaumin aẓīmin. Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut azab pada hari yang besar kiamat jika aku durhaka kepada Tuhanku.” مَنْ يُّصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمَهٗ ۗوَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِيْنُ May yuṣraf anhu yauma'iżin faqad raḥimahū, wa żālikal-fauzul-mubīnu. Siapa yang dijauhkan darinya azab pada hari itu, maka sungguh Dia telah merahmatinya. Itulah keberuntungan yang nyata. وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ اِلَّا هُوَ ۗوَاِنْ يَّمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Iy yamsaskallāhu biḍurrin falā kāsyifa lahū illā huwa, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa alā kulli syai'in qadīrun. Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia; dan jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ Wa huwal-qāhiru fauqa ibādihī, wa huwal-ḥakīmul-khabīru. Dialah Penguasa atas hamba-hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. قُلْ اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً ۗ قُلِ اللّٰهُ ۗشَهِيْدٌۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاُوْحِيَ اِلَيَّ هٰذَا الْقُرْاٰنُ لِاُنْذِرَكُمْ بِهٖ وَمَنْۢ بَلَغَ ۗ اَىِٕنَّكُمْ لَتَشْهَدُوْنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخْرٰىۗ قُلْ لَّآ اَشْهَدُ ۚ قُلْ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ Qul ayyu syai'in akbaru syahādahtan, qulillāhu syahīdum bainī wa bainakum, wa ūḥiya ilayya hāżal-qur'ānu li'unżirakum bihī wa man balaga, a'innakum latasyhadūna anna maallāhi ālihatan ukhrā, qul lā asyhadu, qul innamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa innanī barī'um mimmā tusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan itu aku mengingatkan kamu dan orang yang sampai Al-Qur’an kepadanya. Apakah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain selain Allah?” Katakanlah, “Aku tidak bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku lepas tangan dari apa yang kamu persekutukan.” اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْۘ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ࣖ Al-lażīna ātaināhumul-kitāba yarifūnahū kamā yarifūna abnā'ahum, al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūna. Orang-orang yang telah Kami beri Kitab mengenalnya Nabi Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan diri sendiri itu tidak beriman. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każiban au każżaba bi'āyātihī, innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَيْنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ Wa yauma naḥsyuruhum jamīan ṡumma naqūlu lil-lażīna asyrakū aina syurakā'ukumul-lażīna kuntum tazumūna. Ingatlah tatkala Kami kumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan Kami, “Manakah sekutu-sekutumu yang kamu sangkakan?” ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا وَاللّٰهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِيْنَ Ṡumma lam takun fitnatuhum illā an qālū wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīna. Kemudian, mereka tidak punya jawaban atas kebohongan mereka, kecuali terpaksa mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik.” اُنْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Unẓur kaifa każabū alā anfusihim wa ḍalla anhum mā kānū yaftarūna. Perhatikanlah Nabi Muhammad bagaimana mereka berdusta terhadap diri sendiri. Lenyaplah dari mereka apa kebohongan yang selalu mereka ada-adakan. وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚوَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًا ۗوَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ Wa minhum may yastamiu ilaika, wa jaalnā alā qulūbihim akinnatan ay yafqahūhu wa fī āżānihim waqrān, wa iy yarau kulla āyatil lā yu'minū bihā, ḥattā iżā jā'ūka yujādilūnaka yaqūlul-lażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīna. Di antara mereka ada yang mendengarkan engkau Nabi Muhammad membaca Al-Qur’an, padahal Kami menjadikan di hati mereka penutup, sehingga mereka tidak memahaminya, dan Kami jadikan pada telinga mereka penyumbat. Jika mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak beriman padanya, sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini Al-Qur’an tiada lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْـَٔوْنَ عَنْهُ ۚوَاِنْ يُّهْلِكُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ Wa hum yanhauna anhu wa yan'auna anhu, wa iy yuhlikūna illā anfusahum wa mā yasyurūna. Mereka melarang orang lain mendengarkannya Al-Qur’an dan mereka pun menjauhkan diri darinya. Mereka tidak membinasakan kecuali diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari. وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّارِ فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa lau tarā iż wuqifū alan-nāsi fa qālū yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi'āyāti rabbinā wa nakūna minal-mu'minīna. Seandainya engkau Nabi Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan ke dunia, tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, dan kami menjadi orang-orang mukmin.” بَلْ بَدَا لَهُمْ مَّا كَانُوْا يُخْفُوْنَ مِنْ قَبْلُ ۗوَلَوْ رُدُّوْا لَعَادُوْا لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ Bal badā lahum mā kānū yukhfūna min qablu, wa lau ruddū laādū limā nuhū anhu wa innahum lakāżibūna. Namun, sebenarnya kejahatan yang mereka selalu sembunyikan dahulu telah tampak bagi mereka. Seandainya dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Sesungguhnya mereka benar-benar para pendusta. وَقَالُوْٓا اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ Wa qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimabūṡīna. Mereka pun akan mengatakan, “Hidup hanyalah di dunia ini dan kita tidak akan dibangkitkan.” وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلٰى رَبِّهِمْ ۗ قَالَ اَلَيْسَ هٰذَا بِالْحَقِّ ۗقَالُوْا بَلٰى وَرَبِّنَا ۗقَالَ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ ࣖ Wa lau tarā iż wuqifū alā rabbihim, qāla alaisa hāżā bil-ḥaqqi, qālū balā wa rabbinā, qāla fa żūqul-ażāba bimā kuntum takfurūna. Seandainya engkau Nabi Muhammad melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya tentulah engkau melihat peristiwa yang luar biasa. Dia berfirman, “Bukankah kebangkitan ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini karena kamu selalu kufur kepadanya.” قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ Qad khasiral-lażīna każżabū biliqā'illāhi, ḥattā iżā jā'athumus-sāatu bagtatan qālū yā ḥasratanā alā mā farraṭnā fīhā, wa hum yaḥmilūna auzārahum alā ẓuhūrihim, alā sā'a mā yazirūna. Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya hari Kiamat,” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Wa mal-ḥayātud-dun-yā illā laibuw wa lahwun, wa lad-dārul-ākhiratu khairul lil-lażīna yattaqūna, afalā taqilūna. Kehidupan dunia hanyalah permainan dan kelengahan, sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? قَدْ نَعْلَمُ اِنَّهٗ لَيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَقُوْلُوْنَ فَاِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُوْنَكَ وَلٰكِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ Qad nalamu innahū layaḥzunukal-lażī yaqūlūna fa innahum lā yukażżibūnaka wa lākinnaẓ-ẓālimīna bi'āyātillāhi yajhadūna. Sungguh, Kami mengetahui bahwa sesungguhnya apa yang mereka katakan itu betul-betul membuatmu Nabi Muhammad bersedih. Bersabarlah karena sebenarnya mereka tidak mendustakanmu, tetapi orang-orang zalim itu selalu mengingkari ayat-ayat Allah. وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَا ۚوَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۚوَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ Wa laqad kużżibat rusulum min qablika fa ṣabarū alā mā kużżibū wa ūżū ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāhi, wa laqad jā'aka min naba'il-mursalīna. Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimāt Allah. Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu. وَاِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ اِعْرَاضُهُمْ فَاِنِ اسْتَطَعْتَ اَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِى الْاَرْضِ اَوْ سُلَّمًا فِى السَّمَاۤءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِاٰيَةٍ ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدٰى فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ Wa in kāna kabura alaika irāḍuhum fa inistaṭata an tabtagiya nafaqan fil-arḍi au sullaman fis-samā'i fa ta'tiyahum bi'āyahtin, wa lau syā'allāhu lajamaahum alal-hudā falā takūnanna minal-jāhilīna. Jika keberpalingan mereka terasa berat bagimu Nabi Muhammad, andaikan engkau dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu engkau dapat mendatangkan bukti mukjizat kepada mereka, maka buatlah. Seandainya Allah menghendaki, tentu Dia akan menjadikan mereka semua mengikuti petunjuk. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh. ۞ اِنَّمَا يَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ يَسْمَعُوْنَ ۗوَالْمَوْتٰى يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ ثُمَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ Innamā yastajībul-lażīna yasmaūna, wal-mautā yabaṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurjaūna. Hanya orang-orang yang menyimak ayat-ayat Allah sajalah yang mematuhi seruan-Nya. Adapun orang-orang yang mati kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan. وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ قُلْ اِنَّ اللّٰهَ قَادِرٌ عَلٰٓى اَنْ يُّنَزِّلَ اٰيَةً وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Wa qālū lau lā nuzzila alaihi āyatum mir rabbihī, qul innallāha qādirun alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā yalamūna. Mereka orang-orang musyrik berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Nabi Muhammad suatu bukti mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah Mahakuasa menurunkan suatu bukti mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ Wa mā min dābbatin fil-arḍi wa lā ṭā'iriy yaṭīru bijanāḥaihi illā umamun amṡālukum, mā farraṭnā fil-kitābi min syai'in ṡumma ilā rabbihim yuḥsyarūna. Tidak ada seekor hewan pun yang berada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat juga seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan. وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا صُمٌّ وَّبُكْمٌ فِى الظُّلُمٰتِۗ مَنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَّشَأْ يَجْعَلْهُ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wal-lażīna każżabū bi'āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāti, may yasya'illāhu yuḍlilhu wa may yasya' yajalhu alā ṣirāṭim mustaqīmin. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami seperti orang yang tuli dan bisu, serta berada dalam berbagai kegelapan. Siapa yang dikehendaki Allah dalam kesesatan, niscaya disesatkan-Nya. Siapa yang dikehendaki Allah dalam petunjuk, niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. قُلْ اَرَءَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ اَوْ اَتَتْكُمُ السَّاعَةُ اَغَيْرَ اللّٰهِ تَدْعُوْنَۚ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Qul ara'aitakum in atākum ażābullāhi au atatkumus-sāatu agairallāhi tadūna, in kuntum ṣādiqīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku bahwa jika siksaan Allah sampai kepadamu di dunia atau hari Kiamat sampai kepadamu, apakah kamu tetap akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu merasa orang yang benar?” بَلْ اِيَّاهُ تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُوْنَ اِلَيْهِ اِنْ شَاۤءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُوْنَ ࣖ Bal iyyāhu tadūna fa yaksyifu mā tadūna ilaihi in syā'a wa tansauna mā tusyrikūna. Tidak! Hanya kepada-Nya kamu menyeru. Maka, jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa bahaya dan siksa yang karenanya kamu memohon kepada-Nya, dan karena dahsyatnya keadaan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan dengan Allah. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَخَذْنٰهُمْ بِالْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ Wa laqad arsalnā ilā umamim min qablika fa akhażnāhum bil-ba'sā'i waḍ-ḍarrā'i laallahum yataḍarraūna. Sungguh, Kami telah mengutus para rasul kepada umat-umat sebelum engkau, tetapi mereka membangkang, kemudian Kami siksa mereka dengan menimpakan kemelaratan dan kesengsaraan, agar tunduk merendahkan diri kepada Allah. فَلَوْلَآ اِذْ جَاۤءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوْا وَلٰكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Falau lā iż jā'ahum ba'sunā taḍarraū wa lākin qasat qulūbuhum wa zayyana lahumusy-syaiṭānu mā kānū yamalūna. Akan tetapi, mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri kepada Allah ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ Falammā nasū mā żukkirū bihī fataḥnā alaihim abwāba kulli syai'in, ḥattā iżā fariḥū bimā ūtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisūna. Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu kesenangan untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۗ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Fa quṭia dābirul-qaumil-lażīna ẓalamū, wal-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīna. Maka, orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. قُلْ اَرَاَيْتُمْ اِنْ اَخَذَ اللّٰهُ سَمْعَكُمْ وَاَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ مَّنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِهٖۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُوْنَ Qul ara'aitum in akhażallāhu samakum wa abṣārakum wa khatama alā qulūbikum man ilāhun gairullāhi ya'tīkum bihī, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti ṡumma hum yaṣdifūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, tetapi mereka tetap berpaling. قُلْ اَرَاَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ بَغْتَةً اَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الظّٰلِمُوْنَ Qul ara'aitakum in atākum ażābullāhi bagtatan au jahratan hal yuhlaku illal-qaumuẓ-ẓālimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu secara tiba-tiba atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan Allah selain orang-orang yang zalim?” وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ Wa mā nursilul-mursalīna illā mubasysyirīna wa munżirīna, faman āmana wa aṣlaḥa falā khaufun alaihim wa lā hum yaḥzanūna. Tidaklah Kami utus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا يَمَسُّهُمُ الْعَذَابُ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ Wal-lażīna każżabū bi'āyātinā yamassuhumul-ażābu bimā kānū yafsuqūna. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan ditimpa azab karena mereka selalu berbuat fasik berbuat dosa. قُلْ لَّآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ اِنِّيْ مَلَكٌۚ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ Qul lā aqūlu lakum indī khazā'inullāhi wa lā alamul-gaiba wa lā aqūlu lakum innī malakun, in attabiu illā mā yūḥā ilayya, qul hal yastawil-amā wal-baṣīru, afalā tatafakkarūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan rezeki Allah ada padaku, aku sendiri tidak mengetahui yang gaib, dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan-nya?” وَاَنْذِرْ بِهِ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْ يُّحْشَرُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Wa anżir bihil-lażīna yakhāfūna ay yuḥsyarū ilā rabbihim laisa lahum min dūnihī waliyyuw wa lā syafīul laallahum yattaqūna. Peringatkanlah dengannya Al-Qur’an orang-orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya pada hari Kiamat. Tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah, agar mereka bertakwa. وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗمَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ Wa lā taṭrudil-lażīna yadūna rabbahum bil-gadāti wal-asyiyyi yurīdūna wajhahū, mā alaika min ḥisābihim min syai'iw wa mā min ḥisābika alaihim min syai'in fa taṭrudahum fa takūna minaẓ-ẓālimīna. Janganlah engkau Nabi Muhammad mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari, sedangkan mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, sehingga engkau tidak berhak mengusir mereka. Jika dilakukan, engkau termasuk orang-orang yang zalim. وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِّيَقُوْلُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِالشّٰكِرِيْنَ Wa każālika fatannā baḍahum bibaḍil liyaqūlū ahā'ulā'i mannallāhu alaihim mim baininā, alaisallāhu bi'alama bisy-syākirīna. Demikianlah Kami telah menguji sebagian mereka yang kaya dan berkuasa dengan sebagian yang lain yang miskin dan menderita, sehingga mereka yang kaya dan kufur itu berkata, “Orang-orang semacam inikah yang status sosialnya rendah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” Allah berfirman, “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya?” وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًاۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Wa iżā jā'akal-lażīna yu'minūna bi'āyātinā fa qul salāmun alaikum kataba rabbukum alā nafsihir-raḥmahta, annahū man amila minkum sū'am bijahālatin ṡumma tāba mim badihī wa aṣlaḥa fa annahū gafūrur raḥīmun. Apabila orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami datang kepadamu, katakanlah, “Salāmun alaikum semoga keselamatan tercurah kepadamu.” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, yaitu siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu karena kejahilan kebodohan, kecerobohan, dorongan nafsu, amarah dan sebagainya, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ وَلِتَسْتَبِيْنَ سَبِيْلُ الْمُجْرِمِيْنَ ࣖ Wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa litastabīna sabīlal-mujrimīna. Demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an secara terperinci agar terlihat jelas jalan kebenaran dan agar terlihat jelas pula jalan para pendurhaka. قُلْ اِنِّيْ نُهِيْتُ اَنْ اَعْبُدَ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّآ اَتَّبِعُ اَهْوَاۤءَكُمْۙ قَدْ ضَلَلْتُ اِذًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ Qul innī nuhītu an abudal-lażīna tadūna min dūnillāhi, qul lā attabiu ahwā'akum, qad ḍalaltu iżaw wa mā ana minal-muhtadīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah.” Katakanlah, “Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku, dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk.” قُلْ اِنِّيْ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَكَذَّبْتُمْ بِهٖۗ مَا عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗيَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفٰصِلِيْنَ Qul innī alā bayyinatim mir rabbī wa każżabtum bihī, mā indī mā tastajilūna bihī, inil-ḥukmu illā lillāhi, yaquṣṣul-ḥaqqa wa huwa khairul-fāṣilīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku berada di atas keterangan yang nyata kebenarannya, yaitu Al-Qur’an dari Tuhanku, sedangkan kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku untuk menurunkan azab yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” قُلْ لَّوْ اَنَّ عِنْدِيْ مَا تَسْتَعْجِلُوْنَ بِهٖ لَقُضِيَ الْاَمْرُ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالظّٰلِمِيْنَ Qul lau anna indī mā tastajilūna bihī laquḍiyal-amru bainī wa bainakum, wallāhu alamu biẓ-ẓālimīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Seandainya ada padaku kewenangan untuk menurunkan apa azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, tentu selesailah segala perkara antara aku dan kamu.” Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim. ۞ وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa indahū mafātiḥul-gaibi lā yalamuhā illā huwa, wa yalamu mā fil-barri wal-baḥri, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā yalamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīnin. Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuz. وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa huwal-lażī yatawaffākum bil-laili wa yalamu mā jaraḥtum bin-nahāri ṡumma yabaṡukum fīhi liyuqḍā ajalum musammān, ṡumma ilaihi marjiukum ṡumma yunabbi'ukum bimā kuntum tamalūna. Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian, Dia membangunkan kamu padanya siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ Wa huwal-qāhiru fauqa ibādihī wa yursilu alaikum ḥafaẓahtan, ḥattā iżā jā'a aḥadakumul-mautu tawaffathu rusulunā wa hum lā yufarriṭūna. Dialah Penguasa mutlak di atas semua hamba-Nya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. ثُمَّ رُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّۗ اَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ اَسْرَعُ الْحٰسِبِيْنَ Ṡumma ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqqi, alā lahul-ḥukmu wa huwa asraul-ḥāsibīna. Kemudian mereka hamba-hamba Allah dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum pada hari itu hanya milik-Nya, Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. قُلْ مَنْ يُّنَجِّيْكُمْ مِّنْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُوْنَهٗ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۚ لَىِٕنْ اَنْجٰىنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ Qul may yunajjīkum min ẓulumātil-barri wal-baḥri tadūnahū taḍarruaw wa khufyahtan, la'in anjānā min hāżihī lanakūnanna minasy- syākirīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang dapat menyelamatkanmu dari berbagai kegelapan bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut dengan berkata, Sungguh, jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.’” قُلِ اللّٰهُ يُنَجِّيْكُمْ مِّنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ اَنْتُمْ تُشْرِكُوْنَ Qulillāhu yunajjīkum minhā wa min kulli karbin ṡumma antum tusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Allah yang menyelamatkanmu darinya bencana itu dan dari segala macam kesusahan. Kemudian, kamu kembali mempersekutukan-Nya.” قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ Qul huwal-qādiru alā ay yabaṡa alaikum ażābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiyaaw wa yużīqa baḍakum ba'sa baḍin, unẓur kaifa nuṣarriful-āyāti laallahum yafqahūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Dialah Yang Mahakuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia memecah belah kamu menjadi golongan-golongan yang saling bertentangan dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami agar mereka memahami-nya. وَكَذَّبَ بِهٖ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّۗ قُلْ لَّسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍ ۗ Wa każżaba bihī qaumuka wa huwal-ḥaqqu, qul lastu alaikum biwakīlin. Kaummu mendustakannya azab padahal azab itu benar adanya. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu.” لِكُلِّ نَبَاٍ مُّسْتَقَرٌّ وَّسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ Likulli naba'im mustaqarruw wa saufa talamūna. Setiap berita yang dibawa oleh rasul ada waktu terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. وَاِذَا رَاَيْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَا فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖۗ وَاِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرٰى مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ Wa iżā ra'aital-lażīna yakhūḍūna fī āyātinā fa ariḍ anhum ḥattā yakhūḍū fī ḥadīṡin gairihī, wa immā yunsiyannakasy-syaiṭānu falā taqud badaż-żikrā maal-qaumiẓ-ẓālimīna. Apabila engkau Nabi Muhammad melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa akan larangan ini, setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama kaum yang zalim. وَمَا عَلَى الَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّلٰكِنْ ذِكْرٰى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Wa mā alal-lażīna yattaqūna min ḥisābihim min syai'iw wa lākin żikrā laallahum yattaqūna. Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa-dosa mereka, tetapi berkewajiban memberi peringatan agar mereka juga bertakwa. وَذَرِ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَعِبًا وَّلَهْوًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهٖٓ اَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌۢ بِمَا كَسَبَتْۖ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيٌّ وَّلَا شَفِيْعٌ ۚوَاِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اُبْسِلُوْا بِمَا كَسَبُوْا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيْمٍ وَّعَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢبِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ ࣖ Wa żaril-lażīnattakhażū dīnahum laibaw wa lahwaw wa garrathumul-ḥayātud-dun-yā wa żakkir bihī an tubsala nafsum bimā kasabat, laisa lahā min dūnillāhi waliyyuw wa lā syafīun, wa in tadil kulla adlil lā yu'khaż minhā, ulā'ikal-lażīna ubsilū bimā kasabū lahum syarābum min ḥamīmiw wa ażābun alīmum bimā kānū yakfurūna. Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan kelengahan, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah mereka dengannya Al-Qur’an agar seseorang tidak terjerumus ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat pertolongan selain Allah. Jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena mereka selalu kufur. قُلْ اَنَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلٰٓى اَعْقَابِنَا بَعْدَ اِذْ هَدٰىنَا اللّٰهُ كَالَّذِى اسْتَهْوَتْهُ الشَّيٰطِيْنُ فِى الْاَرْضِ حَيْرَانَ لَهٗٓ اَصْحٰبٌ يَّدْعُوْنَهٗٓ اِلَى الْهُدَى ائْتِنَا ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰىۗ وَاُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Qul anadū min dūnillāhi mā lā yanfaunā wa lā yaḍurrunā wa nuraddu alā aqābinā bada iż hadānallāhu kal-lażīstahwathusy-syayāṭīnu fil-arḍi ḥairāna lahū aṣḥābuy yadūnahū ilal-huda'tinā, qul inna hudallāhi huwal-hudā, wa umirnā linuslima lirabbil-ālamīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah kita akan memohon pada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang kufur dan sesat, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan,” sedangkan dia mempunyai kawan-kawan yang selalu mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, Ikutilah kami.’?” Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya. Kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan semesta alam, وَاَنْ اَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّقُوْهُۗ وَهُوَ الَّذِيْٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ Wa aqīmuṣ-ṣalāta wattaqūhu, wa huwal-lażī ilaihi tuḥsyarūna. dan agar melaksanakan salat serta bertakwa kepada-Nya.” Dialah Tuhan yang hanya kepada-Nya kamu semua akan dihimpun. وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُۚ قَوْلُهُ الْحَقُّۗ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِۗ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ Wa huwal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqqi, wa yauma yaqūlu kun fa yakūnu, qauluhul-ḥaqqu, wa lahul-mulku yauma yunfakhu fiṣ-ṣūri, ālimul-gaibi wasy-syahādati wa huwal-ḥakīmul-khabīru. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak benar. Sungguh benar ketetapan-Nya pada hari ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti. ۞ وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Wa iż qāla ibrāhīmu li'abīhi āzara atattakhiżu aṣnāman ālihahtan, innī arāka wa qaumaka fī ḍalālim mubīnin. Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, “Apakah pantas engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” وَكَذٰلِكَ نُرِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ مَلَكُوْتَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الْمُوْقِنِيْنَ Wa każālika nurī ibrāhīma malakūtas-samāwāti wal-arḍi wa liyakūna minal-mūqinīna. Demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan Kami yang terdapat di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ Falammā janna alaihil-lailu ra'ā kaukabān, qāla hāżā rabbī, falammā afala qāla lā uḥibbul-āfilīna. Ketika malam telah menjadi gelap, dia Ibrahim melihat sebuah bintang lalu dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ Falammā ra'al-qamara bāzigan qāla hāżā rabbī, falammā afala qāla la'illam yahdinī rabbī la'akūnanna minal-qaumiḍ-ḍāllīna. Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata kepada kaumnya, “Inilah Tuhanku.” Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk kaum yang sesat.” فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ Falammā ra'asy-syamsa bāzigatan qāla hāżā rabbī hāżā akbaru, falammā afalat qāla yā qaumi innī barī'um mimmā tusyrikūna. Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata lagi kepada kaumnya, “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.” اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ Innī wajjahtu wajhiya lil-lażī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfaw wa mā ana minal-musyrikīna. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku hanya kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan mengikuti agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. وَحَاۤجَّهٗ قَوْمُهٗ ۗقَالَ اَتُحَاۤجُّوْۤنِّيْ فِى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنِۗ وَلَآ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ رَبِّيْ شَيْـًٔا ۗوَسِعَ رَبِّيْ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ Wa ḥājjahū qaumuhū, qāla atuḥājjūnnī fillāhi wa qad hadāni, wa lā akhāfu mā tusyrikūna bihī illā ay yasyā'a rabbī syai'ān, wasia rabbī kulla syai'in ilmān, afalā tatażakkarūna. Kaumnya membantah. Dia Ibrahim berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada yang kamu persekutukan dengan-Nya, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?” وَكَيْفَ اَخَافُ مَآ اَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ اَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۗفَاَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ اَحَقُّ بِالْاَمْنِۚ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۘ Wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfūna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī alaikum sulṭānān, fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amni, in kuntum talamūna. Bagaimana mungkin aku takut kepada yang kamu sekutukan dengan Allah, padahal kamu tidak takut menyekutukan sesuatu dengan Allah yang Dia sendiri tidak pernah menurunkan kepadamu alasan apa pun. Maka, golongan yang manakah dari keduanya yang lebih berhak mendapat keamanan dari malapetaka jika kamu mengetahui?” اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ࣖ Al-lażīna āmanū wa lam yalbisū īmānahum biẓulmin ulā'ika lahumul-amnu wa hum muhtadūna. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk. وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma alā qaumihī, narfau darajātim man nasyā'u, inna rabbaka ḥakīmun alīmun. Itulah keterangan yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan orang yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۗوَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَۙ Wa wahabnā lahū isḥāqa wa yaqūba, kullan hadainā wa nūḥan hadainā min qablu wa min żurriyyatihī dāwūda wa sulaimāna wa ayyūba wa yūsufa wa mūsā wa hārūna wa każālika najzil-muḥsinīna. Kami telah menganugerahkan kepadanya Ishaq dan Yaqub. Tiap-tiap mereka telah Kami beri petunjuk. Sebelumnya Kami telah menganugerahkan petunjuk kepada Nuh. Kami juga menganugerahkan petunjuk kepada sebagian dari keturunannya, yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. وَزَكَرِيَّا وَيَحْيٰى وَعِيْسٰى وَاِلْيَاسَۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَۙ Wa zakariyyā wa yaḥyā wa īsā wa ilyāsa, kullum minaṣ-ṣāliḥīna. Demikian juga kepada Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh. وَاِسْمٰعِيْلَ وَالْيَسَعَ وَيُوْنُسَ وَلُوْطًاۗ وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ Wa ismāīla wal-yasaa wa yūnusa wa lūṭān, wa kullan faḍḍalnā alal-ālamīna. Begitu juga kepada Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Lut. Tiap-tiap mereka Kami lebihkan daripada umat seluruh alam pada masanya. وَمِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَاِخْوَانِهِمْ ۚوَاجْتَبَيْنٰهُمْ وَهَدَيْنٰهُمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Wa min ābā'ihim wa żurriyyātihim wa ikhwānihim, wajtabaināhum wa hadaināhum ilā ṣirāṭim mustaqīmin. Kami lebihkan pula sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka menjadi nabi dan rasul dan Kami memberi mereka petunjuk menuju jalan yang lurus. ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā'u min ibādihī, wa lau asyrakū laḥabiṭa anhum mā kānū yamalūna. Demikian itu petunjuk Allah. Dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, pasti sia-sialah amal yang telah mereka kerjakan. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ۚفَاِنْ يَّكْفُرْ بِهَا هٰٓؤُلَاۤءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَّيْسُوْا بِهَا بِكٰفِرِيْنَ Ulā'ikal-lażīna ātaināhumul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwahta, fa iy yakfur bihā hā'ulā'i faqad wakkalnā bihā qaumal laisū bihā bikāfirīna. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami anugerahi kitab, hikmah, dan kenabian. Jika orang-orang Quraisy itu mengingkarinya, Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًاۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٰى لِلْعٰلَمِيْنَ ࣖ Ulā'ikal-lażīna hadallāhu fa bihudāūhumuqtadih, qul lā as'alukum alaihi ajrān, in huwa illā żikrā lil-ālamīna. Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Maka, ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah Nabi Muhammad, “Aku tidak meminta imbalan kepadamu atasnya menyampaikan Al-Qur’an.” Al-Qur’an itu hanyalah peringatan untuk umat seluruh alam. وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ قُلْ مَنْ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ الَّذِيْ جَاۤءَ بِهٖ مُوْسٰى نُوْرًا وَّهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا وَتُخْفُوْنَ كَثِيْرًاۚ وَعُلِّمْتُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنْتُمْ وَلَآ اٰبَاۤؤُكُمْ ۗقُلِ اللّٰهُ ۙثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ Wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī iż qālū mā anzalallāhu alā basyarim min syai'in, qul man anzalal-kitābal-lażī jā'a bihī mūsā nūraw wa hudal lin-nāsi tajalūnahū qarāṭīsa tubdūnahā wa tukhfūna kaṡīrān, wa ullimtum mā lam talamū antum wa lā ābā'ukum, qulillāhu, ṡumma żarhum fī khauḍihim yalabūna. Mereka Bani Israil tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah yang menurunkan kitab suci Taurat yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia? Kamu Bani Israil menjadikannya lembaran-lembaran lepas. Kamu memperlihatkan sebagiannya dan banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah.” Kemudian, biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ مُّصَدِّقُ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَاۗ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَهُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحٰفِظُوْنَ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakum muṣaddiqul-lażī baina yadaihi wa litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā, wal-lażīna yu'minūna bil-ākhirati yu'minūna bihī wa hum alā ṣalātihim yuḥāfiẓūna. Ini Al-Qur’an adalah kitab suci yang telah Kami turunkan lagi diberkahi yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada penduduk Ummul Qura Makkah dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman pada kehidupan akhirat tentu beriman padanya Al-Qur’an dan mereka selalu memelihara salatnya. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَالَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَالَ سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każiban au qāla ūḥiya ilayya wa lam yūḥa ilaihi syai'uw wa man qāla sa'unzilu miṡla mā anzalallāhu, wa lau tarā iżiẓ-ẓālimūna fī gamarātil-mauti wal-malā'ikatu bāsiṭū aidīhim, akhirjū anfusakum, al-yauma tujzauna ażābal-hūni bimā kuntum taqūlūna alallāhi gairal-ḥaqqi wa kuntum an āyātihī tastakbirūna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata, “Aku akan mendatangkan seperti yang diturunkan Allah.” Seandainya saja engkau melihat pada waktu orang-orang zalim itu berada dalam kesakitan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya sembari berkata, “Keluarkanlah nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan karena kamu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. وَلَقَدْ جِئْتُمُوْنَا فُرَادٰى كَمَا خَلَقْنٰكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّتَرَكْتُمْ مَّا خَوَّلْنٰكُمْ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِكُمْۚ وَمَا نَرٰى مَعَكُمْ شُفَعَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ اَنَّهُمْ فِيْكُمْ شُرَكٰۤؤُا ۗ لَقَدْ تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَّا كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ ࣖ Wa laqad ji'tumūnā furādā kamā khalaqnākum awwala marratiw wa taraktum mā khawwalnākum warā'a ẓuhūrikum, wa mā narā maakum syufaā'akumul-lażīna zaamtum annahum fīkum syurakā'u, laqat taqaṭṭaa bainakum wa ḍalla ankum mā kuntum tazumūna. Kini kamu benar-benar datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya. Kamu sudah meninggalkan di belakangmu di dunia apa yang telah Kami karuniakan kepadamu. Kami tidak melihat bersamamu para pemberi syafaat pertolongan yang kamu anggap bagi dirimu sebagai sekutu-sekutu-Ku. Sungguh, telah terputus semua pertalian antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu Allah. ۞ اِنَّ اللّٰهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوٰىۗ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ Innallāha fāliqul-ḥabbi wan-nawā, yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa mukhrijul-mayyiti minal-ḥayyi, żālikumullāhu fa annā tu'fakūna. Sesungguhnya Allah yang menumbuhkan butir padi-padian dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah kekuasaan Allah. Maka, bagaimana kamu dapat dipalingkan? فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ Fāliqul-iṣbāḥi, wa jaalal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānān, żālika taqdīrul-azīzil-alīmi. Dia yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, serta menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ النُّجُوْمَ لِتَهْتَدُوْا بِهَا فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Wa huwal-lażī jaala lakumun-nujūma litahtadū bihā fī ẓulumātil-barri wal-baḥri, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yalamūna. Dialah yang menjadikan bagimu bintang-bintang agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan yang pekat di darat dan di laut. Sungguh, Kami telah memerinci tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang mengetahui. وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَّمُسْتَوْدَعٌ ۗقَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّفْقَهُوْنَ Wa huwal-lażī ansya'akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustaudaun, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahūna. Dialah yang menciptakanmu dari diri yang satu Adam, maka bagimu ada tempat menetap dan tempat menyimpan. Sungguh, Kami telah memerinci tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang memahami. وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ Wa huwal-lażī anzala minas-samā'i mā'ān, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai'in fa akhrajnā minhu khaḍiran nukhriju minhu ḥabbam mutarākibān, wa minan nakhli min ṭalihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min anābiw waz-zaitūna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābihin, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yanihī, inna fī żālikum la'āyātil liqaumiy yu'minūna. Dialah yang menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk banyak. Dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjuntai. Kami menumbuhkan kebun-kebun anggur. Kami menumbuhkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman. وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوْا لَهٗ بَنِيْنَ وَبَنٰتٍۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَصِفُوْنَ ࣖ Wa jaalū lillāhi syurakā'al-jinna wa khalaqahum wa kharaqū lahū banīna wa banātim bigairi ilmin, subḥānahū wa taālā ammā yaṣifūna. Mereka orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu-sekutu bagi Allah, padahal Dia yang menciptakannya jin-jin itu. Mereka berbohong terhadap-Nya dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan, tanpa dasar pengetahuan. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari sifat-sifat yang mereka gambarkan. بَدِيْعُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنّٰى يَكُوْنُ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَمْ تَكُنْ لَّهٗ صَاحِبَةٌ ۗوَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Badīus-samāwāti wal-arḍi, annā yakūnu lahū waladuw wa lam takul lahū ṣāḥibahtun, wa khalaqa kulla syai'in, wa huwa bikulli syai'inalīmun. Dia Allah pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri? Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ Żālikumullāhu rabbukum, lā ilāha illā huwa, khāliqu kulli syai'in fabudūhu, wa huwa alā kulli syai'iw wakīlun. Itulah Allah Tuhanmu. Tidak ada tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka, sembahlah Dia. Dialah pemelihara segala sesuatu. لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣāra, wa huwal-laṭīful-khabīru. Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah Yang Mahahalus lagi Mahateliti. قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْۚ فَمَنْ اَبْصَرَ فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَاۗ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ Qad jā'akum baṣā'iru mir rabbikum, faman abṣara fa linafsihī, wa man amiya fa alaihā, wa mā ana alaikum biḥafīẓin. Sungguh, telah datang kepadamu bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Siapa yang melihat bukti-bukti itu, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri dan siapa yang buta tidak melihat bukti-bukti itu, maka akibat buruknya bagi dirinya sendiri, sedangkan aku Nabi Muhammad bukanlah pengawas-mu. وَكَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ وَلِيَقُوْلُوْا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهٗ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Wa każālika nuṣarriful-āyāti wa liyaqūlū darasta wa linubayyinahū liqaumiy yalamūna. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami agar orang-orang beriman mengambil pelajaran darinya dan agar mereka orang-orang musyrik mengatakan, “Engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari Ahlulkitab,” dan agar Kami menjelaskannya Al-Qur’an kepada kaum yang mengetahui. اِتَّبِعْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ Ittabi mā ūḥiya ilaika mir rabbika, lā ilāha illā huwa, wa ariḍ anil-musyrikīna. Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu Nabi Muhammad bahwa tidak ada tuhan selain Dia dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكُوْاۗ وَمَا جَعَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًاۚ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ Wa lau syā'allāhu mā asyrakū, wa mā jaalnā alaihim ḥafīẓān, wa mā anta alaihim biwakīlin. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Kami tidak menjadikan engkau pengawas mereka dan engkau bukan pula penanggung jawab mereka. وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Wa lā tasubbul-lażīna yadūna min dūnillāhi fa yasubbullāha adwam bigairi ilmin, każālika zayyannā likulli ummatin amalahum, ṡumma ilā rabbihim marjiuhum fa yunabbi'uhum bimā kānū yamalūna. Janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ لَّيُؤْمِنُنَّ بِهَاۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰيٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ اَنَّهَآ اِذَا جَاۤءَتْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Wa aqsamū billāhi jahda aimānihim la'in jā'athum āyatul layu'minunna bihā, qul innamal-āyātu indallāhi wa mā yusyirukum annahā iżā jā'at lā yu'minūna. Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sebenar-benarnya sumpah bahwa sungguh jika datang suatu bukti mukjizat kepada mereka, pastilah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, “Sesungguhnya bukti-bukti itu hanya ada pada sisi Allah.” Kamu tidak akan mengira bahwa jika bukti mukjizat itu datang, mereka tidak juga akan beriman. وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ࣖ ۔ Wa nuqallibu af'idatahum wa abṣārahum kamā lam yu'minū bihī awwala marratiw wa nażaruhum fī ṭugyānihim yamahūna. Kamu pun tidak akan mengira bahwa Kami akan memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya Al-Qur’an serta Kami membiarkan mereka bingung dalam kesesatan. ۞ وَلَوْ اَنَّنَا نَزَّلْنَآ اِلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتٰى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْٓا اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُوْنَ Wa lau annanā nazzalnā ilaihimul-malā'ikata wa kallamahumul-mautā wa ḥasyarnā alaihim kulla syai'in qubulam mā kānū liyu'minū illā ay yasyā'allāhu wa lākinna akṡarahum yajhalūna. Seandainya Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka sebagai saksi kebenaran Rasul, orang yang telah mati pun Kami hidupkan kembali lalu berbicara dengan mereka, dan Kami kumpulkan di hadapan mereka segala sesuatu yang mereka inginkan, mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Namun, kebanyakan mereka tidak mengetahui hakikat ini. وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ Wa każālika jaalnā likulli nabiyyin aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yūḥī baḍuhum ilā baḍin zukhrufal-qauli gurūrān, wa lau syā'a rabbuka mā faalūhu fa żarhum wa mā yaftarūna. Demikianlah sebagaimana Kami menjadikan bagimu musuh Kami telah menjadikan pula bagi setiap nabi musuh yang terdiri atas setan-setan berupa manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka, tinggalkan mereka bersama apa yang mereka ada-adakan kebohongan. وَلِتَصْغٰٓى اِلَيْهِ اَفْـِٕدَةُ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوْا مَا هُمْ مُّقْتَرِفُوْنَ Wa litaṣgā ilaihi af'idatul-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati wa liyarḍauhu wa liyaqtarifū mā hum muqtarifūna. Setan-setan itu saling membisikkan perkataan yang indah juga agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman pada akhirat tertarik pada bisikan itu serta menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka setan-setan itu lakukan. اَفَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْتَغِيْ حَكَمًا وَّهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ اِلَيْكُمُ الْكِتٰبَ مُفَصَّلًا ۗوَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْلَمُوْنَ اَنَّهٗ مُنَزَّلٌ مِّنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ Afagairallāhi abtagī ḥakamaw wa huwal-lażī anzala ilaikumul-kitāba mufaṣṣalān, wal-lażīna ātaināhumul-kitāba yalamūna annahū munazzalum mir rabbika bil-ḥaqqi falā takunanna minal-mumtarīna. Maka, apakah pantas aku mencari selain Allah sebagai hakim, padahal Dialah yang menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu dengan penjelasan secara terperinci? Orang-orang yang telah Kami anugerahi Kitab Suci mengetahui bahwa sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa adlān, lā mubaddila likalimātihī, wa huwas-samīul-alīmu. Telah sempurna kalimat Tuhanmu Al-Qur’an dengan mengandung kebenaran dan keadilan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ Wa in tuṭi akṡara man fil-arḍi yuḍillūka an sabīlillāhi, iy yattabiūna illaẓ-ẓanna wa in hum illā yakhruṣ ūna. Jika engkau mengikuti kemauan kebanyakan orang kafir di bumi ini dalam urusan agama, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ مَنْ يَّضِلُّ عَنْ سَبِيْلِهٖۚ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ Inna rabbaka huwa alamu may yaḍillu an sabīlihī, wa huwa alamu bil-muhtadīna. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pula yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. فَكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ بِاٰيٰتِهٖ مُؤْمِنِيْنَ Fa kulū mimmā żukirasmullāhi alaihi in kuntum bi'āyātihī mu'minīna. Makanlah sebagian apa daging hewan halal yang ketika disembelih disebut nama Allah jika kamu beriman pada ayat-ayat-Nya. وَمَا لَكُمْ اَلَّا تَأْكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ اِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ اِلَيْهِ ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا لَّيُضِلُّوْنَ بِاَهْوَاۤىِٕهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِيْنَ Wa mā lakum allā ta'kulū mimmā żukirasmullāhi alaihi wa qad faṣṣala lakum mā ḥarrama alaikum illā maḍṭurirtum ilaihi, wa inna kaṡīral layuḍillūna bi'ahwā'ihim bigairi ilmin, inna rabbaka huwa alamu bil-mutadīna. Mengapa kamu tidak mau memakan sesuatu daging hewan yang ketika disembelih disebut nama Allah. Padahal, Allah telah menjelaskan secara rinci kepadamu sesuatu yang Dia haramkan kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Sesungguhnya banyak yang menyesatkan orang lain dengan mengikuti hawa nafsunya tanpa dasar pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. وَذَرُوْا ظَاهِرَ الْاِثْمِ وَبَاطِنَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَكْسِبُوْنَ الْاِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ Wa żarū ẓāhiral-iṡmi wa bāṭinahū, innal-lażīna yaksibūnal-iṡma sayujzauna bimā kānū yaqtarifūna. Tinggalkanlah dosa yang terlihat dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa kelak akan dibalas dengan siksaan karena apa yang mereka kerjakan. وَلَا تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَاِنَّهٗ لَفِسْقٌۗ وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚوَاِنْ اَطَعْتُمُوْهُمْ اِنَّكُمْ لَمُشْرِكُوْنَ ࣖ Wa lā ta'kulū mimmā lam yużkarismullāhi alaihi wa innahū lafisqun, wa innasy-syayāṭīna layūḥūna ilā auliyā'ihim liyujādilūkum, wa in aṭatumūhum innakum lamusyrikūna. Janganlah kamu memakan sesuatu dari daging hewan yang ketika disembelih tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu benar-benar musyrik. اَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَاَحْيَيْنٰهُ وَجَعَلْنَا لَهٗ نُوْرًا يَّمْشِيْ بِهٖ فِى النَّاسِ كَمَنْ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكٰفِرِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Awa man kāna maitan fa aḥyaināhu wa jaalnā lahū nūray yamsyī bihī fin-nāsi kamam maṡaluhū fiẓ-ẓulumāti laisa bikhārijim minhā, każālika zuyyina lil-kāfirīna mā kānū yamalūna. Apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, seperti orang yang berada dalam kegelapan sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir apa yang mereka kerjakan. وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ Wa każālika jaalnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurū fīhā, wa mā yamkurūna illā bi'anfusihim wa mā yasyurūna. Demikian pula pada setiap negeri Kami jadikan orang-orang jahatnya sebagai pembesar agar melakukan tipu daya di sana. Padahal, mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya. وَاِذَا جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ قَالُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ حَتّٰى نُؤْتٰى مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ رُسُلُ اللّٰهِ ۘ اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَتَهٗۗ سَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا صَغَارٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعَذَابٌ شَدِيْدٌۢ بِمَا كَانُوْا يَمْكُرُوْنَ Wa iżā jā'athum āyatun qālū lan nu'mina ḥattā nu'tā miṡla mā ūtiya rusulullāhi, allāhu alamu ḥaiṡu yajalu risālatahū, sayuṣībul-lażīna ajramū ṣagārun indallāhi wa ażābun syadīdum bimā kānū yamkurūna. Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan beriman hingga diberikan kepada kami sesuatu seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ Fa may yuridillāhu ay yahdiyahū yasyraḥ ṣadrahū lil-islāmi, wa may yurid ay yuḍillahū yajal ṣadrahū ḍayyiqan ḥarajan ka'annamā yaṣṣaadu fis-samā'i, każālika yajalullāhur-rijsa alal-lażīna lā yu'minūna. Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang Dia kehendaki menjadi sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. وَهٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيْمًاۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ Wa hāżā ṣirāṭu rabbika mustaqīmān, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yażżakkarūna. Inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan secara rinci ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. ۞ لَهُمْ دَارُ السَّلٰمِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Lahum dārus-salāmi inda rabbihim wa huwa waliyyuhum bimā kānū yamalūna. Bagi mereka disediakan tempat yang damai surga di sisi Tuhannya. Dialah pelindung mereka karena apa amal kebajikan yang mereka kerjakan. وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًاۚ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِّنَ الْاِنْسِ ۚوَقَالَ اَوْلِيَاۤؤُهُمْ مِّنَ الْاِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَّبَلَغْنَآ اَجَلَنَا الَّذِيْٓ اَجَّلْتَ لَنَا ۗقَالَ النَّارُ مَثْوٰىكُمْ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa yauma yaḥsyuruhum jamīān, yā masyaral-jinni qadistakṡartum minal-insi, wa qāla auliyā'uhum minal-insi rabbanastamtaa baḍunā bibaḍiw wa balagnā ajalanal-lażī ajjalta lanā, qālan-nāru maṡwākum khālidīna fīhā illā mā syā'allāhu, inna rabbaka ḥakīmun alīmun. Ingatlah pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua dan Allah berfirman, “Wahai golongan jin, kamu telah sering kali menyesatkan manusia.” Kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan kami telah sampai pada waktu yang telah Engkau tentukan buat kami.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. وَكَذٰلِكَ نُوَلِّيْ بَعْضَ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضًاۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ࣖ Wa każālika nuwallī baḍaẓ-ẓālimīna baḍam bimā kānū yaksibūna. Demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sebagian lainnya, sebagai balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan. يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَقُصُّوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِيْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۗ قَالُوْا شَهِدْنَا عَلٰٓى اَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ Yā masyaral-jinni wal-insi alam ya'tikum rusulum minkum yaquṣṣūna alaikum āyātī wa yunżirūnakum liqā'a yaumikum hāżā, qālū syahidnā alā anfusinā wa garrathumul-ḥayātud-un-yā wa syahidū alā anfusihim annahum kānū kāfirīna. Allah berfirman, “Wahai golongan jin dan manusia, tidakkah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri yang menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini?” Mereka menjawab, “Ya, kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Namun, mereka tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang kafir. ذٰلِكَ اَنْ لَّمْ يَكُنْ رَّبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا غٰفِلُوْنَ Żālika allam yakur rabbuka muhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā gāfilūna. Demikian itu pengutusan para rasul karena Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri karena kezaliman mereka, sedangkan penduduknya dalam keadaan belum tahu. وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ Wa likullin darajātum mimmā amilū, wa mā rabbuka bigāfilin ammā yamalūna. Masing-masing orang ada tingkatannya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ ۗاِنْ يَّشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنْۢ بَعْدِكُمْ مَّا يَشَاۤءُ كَمَآ اَنْشَاَكُمْ مِّنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ اٰخَرِيْنَ Wa rabbukal-ganiyyu żur-raḥmahti, iy yasya' yużhibkum wa yastakhlif mim badikum mā yasyā'u kamā ansya'akum min żurriyyati qaumin ākharīna. Tuhanmulah Yang Mahakaya lagi penuh rahmat. Jika menghendaki, Dia akan memusnahkanmu. Setelah itu, Dia akan menggantimu dengan yang dikehendaki-Nya, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan kaum lain sebelummu. اِنَّ مَا تُوْعَدُوْنَ لَاٰتٍۙ وَّمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ Innamā tūadūna la'ātin, wa mā antum bimujizīna. Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya. قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ Qul yā qaumimalū alā makānatikum innī āmilun, fa saufa talamūna, man takūnu lahū āqibatud-dāri, innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan memperoleh tempat terbaik di akhirat nanti. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ مِمَّا ذَرَاَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْاَنْعَامِ نَصِيْبًا فَقَالُوْا هٰذَا لِلّٰهِ بِزَعْمِهِمْ وَهٰذَا لِشُرَكَاۤىِٕنَاۚ فَمَا كَانَ لِشُرَكَاۤىِٕهِمْ فَلَا يَصِلُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَمَا كَانَ لِلّٰهِ فَهُوَ يَصِلُ اِلٰى شُرَكَاۤىِٕهِمْۗ سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ Wa jaalū lillāhi mimmā żara'a minal-ḥarṡi wal-anāmi naṣīban fa qālū hāżā lillāhi bizamihim wa hāżā lisyurakā'inā, famā kāna lisyurakā'ihim falā yaṣilu ilallāhi, wa mā kāna lillāhi fa huwa yaṣilu ilā syurakā'ihim, sā'a mā yaḥkumūna. Mereka menyediakan sebagian dari sesuatu yang Allah ciptakan, yaitu hasil tanaman dan hewan ternak, untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang disediakan untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, sedangkan bagian yang disediakan untuk Allah akan sampai pada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu. وَكَذٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيْرٍ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ قَتْلَ اَوْلَادِهِمْ شُرَكَاۤؤُهُمْ لِيُرْدُوْهُمْ وَلِيَلْبِسُوْا عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ Wa każālika zayyana likaṡīrim minal-musyrikīna qatla aulādihim syurakā'uhum liyurdūhum wa liyalbisū alaihim dīnahum, wa lau syā'allāhu mā faalūhu fa żarhum wa mā yaftarūna. Demikianlah berhala-berhala mereka setan menjadikan terasa indah bagi banyak orang musyrik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan mengacaukan agama mereka sendiri. Seandainya Allah berkehendak, niscaya mereka tidak akan mengerjakannya. Biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. وَقَالُوْا هٰذِهٖٓ اَنْعَامٌ وَّحَرْثٌ حِجْرٌ لَّا يَطْعَمُهَآ اِلَّا مَنْ نَّشَاۤءُ بِزَعْمِهِمْ وَاَنْعَامٌ حُرِّمَتْ ظُهُوْرُهَا وَاَنْعَامٌ لَّا يَذْكُرُوْنَ اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا افْتِرَاۤءً عَلَيْهِۗ سَيَجْزِيْهِمْ بِمَا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Wa qālū hāżihī anāmuw wa ḥarṡun ḥijrul lā yaṭamuhā illā man nasyā'u bizamihim wa anāmun ḥurrimat ẓuhūruhā wa anāmul lā yażkurūnasmallāhi alaihaftirā'an alaihi, sayajzīhim bimā kānū yaftarūna. Mereka berkata menurut anggapan mereka, “Inilah hewan ternak dan hasil bumi yang dilarang, tidak boleh dimakan, kecuali oleh orang yang kami kehendaki. Ada pula hewan yang diharamkan punggungnya tidak boleh ditunggangi dan ada hewan ternak yang ketika disembelih boleh tidak menyebut nama Allah.” Hal itu sebagai kebohongan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas semua yang mereka ada-adakan. وَقَالُوْا مَا فِيْ بُطُوْنِ هٰذِهِ الْاَنْعَامِ خَالِصَةٌ لِّذُكُوْرِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلٰٓى اَزْوَاجِنَاۚ وَاِنْ يَّكُنْ مَّيْتَةً فَهُمْ فِيْهِ شُرَكَاۤءُ ۗسَيَجْزِيْهِمْ وَصْفَهُمْۗ اِنَّهٗ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ Wa qālū mā fī buṭūni hāżihil-anāmi khāliṣatul liżukūrinā wa muḥarramun alā azwājinā, wa iy yakum maitatan fahum fīhi syurakā'u, sayajzīhim waṣfahum, innahū ḥakīmun alīmun. Mereka juga berkata, “Apa yang ada di dalam perut hewan ternak ini khusus untuk kaum laki-laki kami dan haram bagi istri-istri kami.” Jika yang ada di dalam perut itu dilahirkan dalam keadaan mati, semua boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas ketetapan mereka. Sesungguhnya Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ قَتَلُوْٓا اَوْلَادَهُمْ سَفَهًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّحَرَّمُوْا مَا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ افْتِرَاۤءً عَلَى اللّٰهِ ۗقَدْ ضَلُّوْا وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ ࣖ Qad khasiral-lażīna qatalū aulādahum safaham bigairi ilmiw wa ḥarramū mā razaqahumullāhuftirā'an alallāhi, qad ḍallū wa mā kānū muhtadīna. Sungguh rugi orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan tanpa pengetahuan dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. ۞ وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ Wa huwal-lażī ansya'a jannātim marūsyātiw wa gaira marūsyātiw wan-nakhla waz-zara mukhtalifan ukuluhū waz-zaitūna war-rummāna mutasyābihaw wa gaira mutasyābihin, kulū min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātū ḥaqqahū yauma ḥaṣādihī, wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīna. Dialah yang menumbuhkan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, serta zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak serupa rasanya. Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya zakatnya pada waktu memetik hasilnya. Akan tetapi, janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. وَمِنَ الْاَنْعَامِ حَمُوْلَةً وَّفَرْشًا ۗ كُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌۙ Wa minal-anāmi ḥamūlataw wa farsyān, kulū mimmā razaqakumullāhu wa lā tattabiū khuṭuwātisy-syaiṭāni, innahū lakum aduwwum mubīnun. Di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada pula yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu. Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu. ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ نَبِّـُٔوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Ṡamāniya azwājin, minaḍ-ḍa'niṡnaini wa minal-maziṡnaini, qul āżżakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat alaihi arḥāmul-unṡayaini, nabbi'ūnī biilmin in kuntum ṣādiqīna. Ada delapan hewan ternak yang berpasangan empat pasang, yaitu sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang Dia haramkan itu dua yang jantan, dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasarkan pengetahuan jika kamu orang yang benar.” وَمِنَ الْاِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ وَصّٰىكُمُ اللّٰهُ بِهٰذَاۚ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ Wa minal-ibiliṡnaini wa minal-baqariṡnaini, qul āżżakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat alaihi arḥāmul-unṡayaini, am kuntum syuhadā'a iż waṣṣākumullāhu bihāżā, faman aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każibal liyuḍillan-nāsa bigairi ilmin, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīna. Dua pasang lagi adalah sepasang unta dan sepasang sapi. Katakanlah, “Apakah yang Dia haramkan dua yang jantan, dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Qul lā ajidu fīmā ūḥiya ilayya muḥarraman alā ṭāimiy yaṭamuhū illā ay yakūna maitatan au damam masfūḥan au laḥma khinzīrin fa innahū rijsun au fisqan uhilla ligairillāhi bihī, famaniḍṭurra gaira bāgiw wa lā ādin fa inna rabbaka gafūrur raḥīmun. Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati bangkai, darah yang mengalir, daging babi karena ia najis, atau yang disembelih secara fasik, yaitu dengan menyebut nama selain Allah. Akan tetapi, siapa pun yang terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi batas darurat, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” وَعَلَى الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِيْ ظُفُرٍۚ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُوْمَهُمَآ اِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُوْرُهُمَآ اَوِ الْحَوَايَآ اَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍۗ ذٰلِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِبَغْيِهِمْۚ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ Wa alal-lażīna hādū ḥarramnā kulla żī ẓufurin, wa minal-baqari wal-ganami ḥarramnā alaihim syuḥūmahumā illā mā ḥamalat ẓuhūruhumā awil-ḥawāyā au makhtalaṭa biaẓmin, żālika jazaināhum bibagyihim, wa innā laṣādiqūna. Atas orang-orang Yahudi Kami mengharamkan semua hewan yang berkuku. Kami mengharamkan pula atas mereka lemak sapi dan domba, kecuali yang melekat di punggungnya, yang ada dalam isi perutnya, atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami menghukum mereka karena kedurhakaannya. Sesungguhnya Kami Mahabenar. فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ رَّبُّكُمْ ذُوْ رَحْمَةٍ وَّاسِعَةٍۚ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهٗ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ Fa in każżabūka faqur rabbukum żū raḥmatiw wāsiahtin, wa lā yuraddu ba'suhū anil-qaumil-mujrimīna. Maka, jika mereka mendustakanmu, katakanlah, “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas dan siksa-Nya tidak dapat dielakkan dari orang-orang yang berdosa.” سَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكْنَا وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوْهُ لَنَاۗ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَخْرُصُوْنَ Sayaqūlul-lażīna asyrakū lau syā'allāhu mā asyraknā wa lā ābā'unā wa lā ḥarramnā min syai'in, każālika każżabal-lażīna min qablihim ḥattā żāqū ba'sanā, qul hal indakum min ilmin fa tukhrijūhu lanā, in tattabiūna illaẓ-ẓanna wa in antum illā takhruṣūna. Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Seperti itu pula orang-orang sebelum mereka telah mendustakan para rasul sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah kamu mempunyai dalil yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka dan kamu hanya mengira-ngira.” قُلْ فَلِلّٰهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُۚ فَلَوْ شَاۤءَ لَهَدٰىكُمْ اَجْمَعِيْنَ Qul fa lillāhil-ḥujjatul-bāligahtu, fa lau syā'a lahadākum ajmaīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Hanya milik Allahlah dalil yang kuat. Maka, kalau Dia menghendaki, niscaya kamu semua mendapat petunjuk.” قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ يَشْهَدُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ حَرَّمَ هٰذَاۚ فَاِنْ شَهِدُوْا فَلَا تَشْهَدْ مَعَهُمْۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ ࣖ Qul halumma syuhadā'akumul-lażīna yasyhadūna annallāha ḥarrama hāżā, fa in syahidū falā tasyhad maahum, wa lā tattabi ahwā'al-lażīna każżabū bi'āyātinā wal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati wa hum birabbihim yadilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan bahwa Allah mengharamkan ini.” Jika mereka memberi kesaksian, engkau jangan ikut pula memberi kesaksian bersama mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat dan mempersekutukan Tuhan. ۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ Qul taālau atlu mā ḥarrama rabbukum alaikum allā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānān, wa lā taqtulū aulādakum min imlāqin, naḥnu narzuqukum wa iyyāhum, wa lā taqrabul-fawāḥisya mā ẓahara minhā wa mā baṭana, wa lā taqtulun-nafsal-latī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqqi, żālikum waṣṣākum bihī laallakum taqilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Kemarilah! Aku akan membacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, yaitu janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, dan janganlah membunuh anak-anakmu karena kemiskinan. Tuhanmu berfirman, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.’ Janganlah pula kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengerti. وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ Wa lā taqrabū mālal-yatīmi illā bil-latī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddahū, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭi, lā nukallifu nafsan illā wusahā, wa iżā qultum fadilū wa lau kāna żā qurbā, wa biahdillāhi aufū, żālikum waṣṣākum bihī laallakum tażakkarūna. Janganlah kamu mendekati menggunakan harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai usia dewasa. Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, lakukanlah secara adil sekalipun dia kerabat-mu. Penuhilah pula janji Allah. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.” وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ Wa anna hāżā ṣirāṭī mustaqīman fattabiūhu, wa lā tattabius-subula fa tafarraqa bikum an sabīlihī, żālikum waṣṣākum bihī laallakum tattaqūna. Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain sehingga mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. ثُمَّ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِيْٓ اَحْسَنَ وَتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ ࣖ Ṡumma ātainā mūsal-kitāba tamāman alal-lażī aḥsana wa tafṣīlal likulli syai'iw wa hudaw wa raḥmatal laallahum biliqā'i rabbihim yu'minūna. Kemudian, Kami telah menganugerahkan kepada Musa Kitab Taurat untuk menyempurnakan nikmat Kami kepada orang yang berbuat kebaikan, menjelaskan secara rinci segala sesuatu, serta memberi petunjuk dan rahmat agar mereka beriman kepada pertemuan dengan Tuhannya. وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ Wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakun fattabiūhu wattaqū laallakum turḥamūna. Al-Qur’an ini adalah Kitab yang Kami turunkan lagi diberkahi. Maka, ikutilah dan bertakwalah agar kamu dirahmati. اَنْ تَقُوْلُوْٓا اِنَّمَآ اُنْزِلَ الْكِتٰبُ عَلٰى طَاۤىِٕفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَاۖ وَاِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغٰفِلِيْنَۙ An taqūlū innamā unzilal-kitābu alā ṭā'ifataini min qablinā, wa in kunnā an dirāsatihim lagāfilīna. Kami turunkan Al-Qur’an itu supaya kamu tidak mengatakan, “Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami Yahudi dan Nasrani dan sesungguhnya kami lengah dari apa yang mereka baca,” اَوْ تَقُوْلُوْا لَوْ اَنَّآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتٰبُ لَكُنَّآ اَهْدٰى مِنْهُمْۚ فَقَدْ جَاۤءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ ۚفَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَصَدَفَ عَنْهَا ۗسَنَجْزِى الَّذِيْنَ يَصْدِفُوْنَ عَنْ اٰيٰتِنَا سُوْۤءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوْا يَصْدِفُوْنَ Au taqūlū lau annā unzila alainal-kitābu lakunnā ahdā minhum, faqad jā'akum bayyinatum mir rabbikum wa hudaw wa raḥmahtun, faman aẓlamu mimman każżaba bi'āyātillāhi wa ṣadafa anhā, sanajzil-lażīna yaṣdifūna an āyātinā sū'al-ażābi bimā kānū yaṣdifūna. atau supaya kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk, dan rahmat dari Tuhanmu. Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk karena mereka selalu berpaling. هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ ۗيَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ Hal yanẓurūna illā an ta'tiyahumul-malā'ikatu au ya'tiya rabbuka au ya'tiya baḍu āyāti rabbika, yauma ya'tī baḍu āyāti rabbika lā yanfau nafsan īmānuhā lam takun āmanat min qablu au kasabat fī īmānihā khairān, qulintaẓirū innā muntaẓirūna. Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau belum berusaha berbuat kebajikan dalam masa imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Sesungguhnya Kami pun menunggu.” اِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِيْ شَيْءٍۗ اِنَّمَآ اَمْرُهُمْ اِلَى اللّٰهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ Innal-lażīna farraqū dīnahum wa kānū syiyaal lasta minhum fī syai'in, innamā amruhum ilallāhi ṡumma yunabbi'uhum bimā kānū yafalūna. Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi terpecah dalam golongan-golongan, sedikit pun engkau Nabi Muhammad tidak bertanggung jawab terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka terserah hanya kepada Allah. Kemudian, Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Man jā'a bil-ḥasanati fa lahū asyru amṡālihā, wa man jā'a bis-sayyi'ati falā yujzā illā miṡlahā wa hum lā yuẓlamūna. Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka sedikit pun tidak dizalimi dirugikan. قُلْ اِنَّنِيْ هَدٰىنِيْ رَبِّيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ەۚ دِيْنًا قِيَمًا مِّلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۚ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ Qul innanī hadānī rabbī ilā ṣirāṭim mustaqīmin, dīnan qiyamam millata ibrāhīma ḥanīfān, wa mā kāna minal-musyrikīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya Tuhanku telah membimbingku ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan dia Ibrahim tidak termasuk orang-orang musyrik.” قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-ālamīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ Lā syarīka lahū, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīna. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.” قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْ رَبًّا وَّهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍۗ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ اِلَّا عَلَيْهَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ Qul agairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syai'in, wa lā taksibu kullu nafsin illā alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marjiukum fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah aku pantas mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap orang yang berbuat dosa, dirinya sendirilah yang akan bertanggung jawab. Seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian, kepada Tuhanmulah kamu kembali, lalu Dia akan memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ Wa huwal-lażī jaalakum khalā'ifal-arḍi wa rafaa baḍakum fauqa baḍin darajātil liyabluwakum fī mā ātākum, inna rabbaka sarīul-iqābi, wa innahū lagafūrur raḥīmun. Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu beberapa derajat atas sebagian yang lain untuk menguji kamu atas apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
لَّا تُدۡرِكُهُ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَهُوَ يُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ لَّا تُدۡرِكُهُ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَهُوَ يُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ تُدۡرِكُهُ dapat dicapaiNya ٱلۡأَبۡصَٰرُ penglihatan mata يُدۡرِكُ dapat mencapai/melihat ٱلۡأَبۡصَٰرَۖ penglihatan/yang kelihatan ٱلۡخَبِيرُ Maha Mengetahui تُدۡرِكُهُ dapat dicapaiNya ٱلۡأَبۡصَٰرُ penglihatan mata يُدۡرِكُ dapat mencapai/melihat ٱلۡأَبۡصَٰرَۖ penglihatan/yang kelihatan ٱلۡخَبِيرُ Maha Mengetahui Terjemahan Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah Yang Mahahalus lagi Mahateliti. Tafsir Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata artinya engkau tidak akan dapat melihat-Nya sebab hal ini hanya khusus untuk kaum mukminin kelak di akhirat sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yaitu, "Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat." Dijelaskan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu, "Sesungguhnya kamu itu akan melihat Tuhanmu kelak di akhirat sebagaimana kamu melihat bulan pada malam purnama." Ada penafsiran lain yang mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan dapat meliputi-Nya sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan yakni Dia dapat melihatnya sedangkan apa-apa yang terlihat itu tidak dapat melihat-Nya; dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini dan Dialah Yang Maha Lembut terhadap kekasih-kekasih-Nya lagi Maha Waspada terhadap mereka. Topik
وَهُوَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَفِى ٱلْأَرْضِ ۖ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ Arab-Latin Wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍ, ya'lamu sirrakum wa jahrakum wa ya'lamu mā taksibụnArtinya Dan Dialah Allah yang disembah, baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui pula apa yang kamu usahakan. Al-An'am 2 ✵ Al-An'am 4 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Menarik Berkaitan Surat Al-An’am Ayat 3 Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan menarik dari ayat ini. Ditemukan berbagai penafsiran dari para ahli ilmu terkait isi surat Al-An’am ayat 3, antara lain seperti terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan Allah , Dia lah tuhan sembahan yang berhak diibadahi di langit dan di bumi. Dan diantara dalil-dalil ke uluhiyahan ketuhanan Nya, adalah bahwa Dia maha mengetahui semua yang kalian rahasiakan wahai manusia, dan apa yang kalian tampakkan, serta mengetahui segala perbuatan kalian, yang baik maupun yang buruk. Oleh karena inilah, Allah menjadi satu-satunya sesembahan yang berhak untuk disembah.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram3. Dan Dia lah Rabb -Subḥānahu- yang berhak disembah di langit dan di bumi. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. Dia mengetahui semua niat, ucapan, dan perbuatan yang kalian sembunyikan maupun yang kalian nyatakan. Dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengannya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah3. Allah adalah Tuhan di langit dan di bumi. Penduduk langit dan bumi menyembah-Nya dengan penuh ketundukan. Dia Maha Mengetahui apa yang makhluk-Nya sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan, dan Maha Mengetahui segala amal baik dan buruk mereka. Hanya Dialah yang berhak dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah3. وَهُوَ اللهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الْأَرْضِ ۖ Dan Dialah Allah yang disembah, baik di langit maupun di bumi Yakni Dia-lah yang disembah, yang Maha memiliki dan berkuasa atas langit dan bumi. Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Dialah Allah yang mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan kalian tampakkan baik itu di langit maupun di bumi, tidak ada sesuatu yang rahasia bagi-Nya.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi ArabiaDiantara kunci dalam tadabbur ayat al-Qur'an ialah mengetahui saat-saay yang tepat untuk waqaf dan ibtida'. Jika anda membaca frman Allah { وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ } "Dan Dialah Allah yang disembah, baik di langit" kemudian anda berhenti, lalu meneruskan bacaan { وَفِي الْأَرْضِ ۖ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ } "maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan" maka akan nampak dihadapanmu dari ayat yang agung dan suci ini, bahwasanya Allah dengan kekuasaannya yang berada di langit sesungguhnya Dia mengetahui segala hal yang dirahasiakan oleh hamba-hamba Nya dan apa yang dilahirkan oleh mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah3. Dialah Allah berhak disembah, Dzat yang mengatur langit dan bumi, Dzat yang mengetahui rahasia kalian, yaitu apa yang kalian sembunyikan di dalam dada kalian, dan pernyataan terang-terangan kalian, yaitu ucapan dan tindakan yang kalian tampakkan, dan Dzat yang mengetahui perbuatan kalian yang baik atau yang buruk, dan akan membalas kalian sesuai amal dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Dialah Allah di langit dan di bumi. Dia mengetahui rahasia kalian dan apa yang kalian tampakkan serta mengetahui apa pun yang kalian usahakan} apapun yang kalian lakukan baik berupa kebaikan maupun keburukan📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H3. Dia adalah yang dipertuhankan dan disembah “di langit maupun di bumi,” yaitu, penduduk langit dan bumi mereka menyembah Rabb mereka, tunduk kepada kebesaranNya, pasrah kepada kemuliaan dan keperkasaanNya mereka itu adalah para malaikat yang dekat, para nabi yang diutus, para shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih, Dan Allah “mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui pula apa yang kamu usahakan.” Maka berhati-hatilah untuk bermaksiat kepadaNya, rajin-rajinlah beramal yang mendekatkanmu kepadaNya dan mengantarkanmu kepada rahmatNYa, dan jauhilah setiap amal yang menjauhkanmu dariNya dan dari rahmatNya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-An’am ayat 3 Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai kamu bermaksiat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 3Dan dialah Allah, tuhan yang menciptakan makhluk, baik yang berada di langit maupun di bumi; di antara sifat-sifat-Nya adalah bahwa dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan, tidak ada satu titik pun yang tidak diketahui-Nya; dan dia pun mengetahui apa yang kamu nyatakan, dan dia pun mengetahui pula apa saja yang kamu kerjakan, baik maupun buruk, terbuka maupun tertutup. Allah menjelaskan bahwa manusia yang kafir selalu menolak tandatanda kekuasaan-Nya. Mereka tidak menyadari bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan. Dan setiap ayat dari ayat-ayat tuhan yang menjelaskan bahwa Allah tuhan yang maha esa, bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah, bahwa Al-Qur'an yang diterimanya adalah wahyu Allah, yang sampai kepada mereka, orang-orang kafir, semuanya selalu diingkarinya dengan kesombongan, tanpa argumentasi yang masuk dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah beragam penjelasan dari para mufassirin mengenai isi dan arti surat Al-An’am ayat 3 arab-latin dan artinya, semoga bermanfaat untuk kita semua. Dukunglah syi'ar kami dengan memberikan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Link Cukup Sering Dikunjungi Terdapat berbagai konten yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat Ar-Ra’d 11, Al-Maidah, Al-Adiyat, Ali Imran 190-191, Luqman 14, Al-An’am. Termasuk Al-Insyirah 5-6, Al-Balad, Al-Baqarah 153, Al-Baqarah 185, Juz al-Qur’an, Al-Fajr. Ar-Ra’d 11Al-MaidahAl-AdiyatAli Imran 190-191Luqman 14Al-An’amAl-Insyirah 5-6Al-BaladAl-Baqarah 153Al-Baqarah 185Juz al-Qur’anAl-Fajr Pencarian surah penenang hati yang sedih, surat thaha ayat 114, ali imran 55, qs al baqarah 275, surat al fathir Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID NpOT-SawUpo05UY28E1m-R9-J27jbI6YUGEIx_pOYrHa4cyYaMVAQA==
surat al an am ayat 103 latin dan artinya